Thursday, September 25, 2014

power

kekuasaan terbentuk melalui kemenangan suatu kelompok atas kelompok lainnya

tujuan kekuasaan politik  
  • kemanusiaan (perlindungan, keamanan, kesejahteraan, etc
  • tanggung jawab: merangkul semua pihak, membantu yang lemah, mendengar aspirasi, prasangka baik pada pemeluk agama, menghindari tindakan makar




SAYA INGIN SAYUR BAYAM BENING DAN TELUR DADAR 

menjadi puitis

kadang, aku ingin menjadi agak puitis, bahasa puitis yang lemah lembut tapi juga tajam, mempengaruhi orang lewat tulisan. 
Yah, tapi aku tidak puitis-puitis amat. hanya saja kadang (barangkali malah jarang) bisa tepat sasaran. sekedarnya saja. 

Menjadi puitis hanyalah salah satu cara untuk menyampaikan sesuatu, melalui kata yang sudah diberi jiwanya masing-masing. menjadi puitis adalah salah satu cara untuk melihat keindahan dalam pilu, sedih yang mendalam. "daripada aku berbahagia, biarlah aku menemukan kebahagiaan dalam getir pahitnya hidup" katanya, padahal hidup tidak selalu pahit dan getir kan?

kadang, menjadi puitis bagi sebagian orang adalah prestise, tanda bahwa mereka mengetahui sesuatu yang orang lain tidak tahu. merasa bahwa orang seperti kamu tidak akan mengerti, padahal tidak pernah mencoba membuat orang lain mengerti dengan benar.

tapi ada juga yang ketika menjadi puitis, mereka menyuguhkan sudut pandang yang berbeda dari sudut pandang kita sebelumnya, sudut pandang yang lebih baik.

DILOLOLOLOLOLOLOLOLOLOLOLOLO

Saturday, September 13, 2014

gengsi

gengsi, prestige, 

sebenarnya semuanya juga sudah tau, sudah mengerti, kalo gengsi nggak begitu penting. but, in order to gain everyone's attention, gengsi menjadi penting. well, people wants to look good in front of other people.  

"sirah gadgetnya update"

"mobil sikil bugatti veyron"

"londo kuliah di negara maju"

mungkin ini salah satu fenomena masa kini ya, yang dimana harga diri sebagian orang bermula dari sebuah barang atau suatu hal, lalu akhirnya menimbulkan rasa percaya diri. dan akibatnya, pola pikir sebagian orang menjadi seragam, definisi kata "sukses" menjadi sempit 

"bagaimana caranya agar saya diakui orang lain? saya harus pakai gadget bagus, mobil saya bagus, kuliah saya di universitas oke" 

lalu mereka sadar, 

"uang saya tidak banyak" 

lalu berbagai ide untuk mempercepat uang yang datang, muncul. makanan instan nggak ada yang sehat, begitu juga cara. 

yang terlanjur ketahuan, berakhir di sel, yang masih menjadi misteri, membaur bersama sekian milyar penduduk bumi.

Monday, September 1, 2014

mmm

Ada yang bilang "write something you're afraid the most" setelah melewati hari-hari pengumpulan keberanian, so here it is. 

pertama, tulisan ini ditujukan buat orang diluar sana, yang pas kemaren telfon belom selesai cerita, trus ya saya tulis disini aja ya.

kedua, tulisan ini boleh di ambil pelajarannya, kalo memang ada. hahaha.


In my subjective opinion, Q dan X itu sama-sama sophisticated, wawasannya luas, nggak ekstrimis, berpendirian, dan punya prinsip. 
Q itu gender nya m, seperti kebanyakan m lainnya, Q mengedepankan logika dibanding emosi, tapi kalo lagi sedih ya sedih, selayaknya manusia lah, tapi Q ramah, rada-rada introvert, dan melankolis. 
X gendernya f, koleris, ramah juga meskipun rada-rada intimidating, well-mannered, dan kalo sedih, she needs a few times to become stable again. her english is fine. dia bisa ngasih bantuan, dan nggak manjain begitu saja

hence, kadang suka merasa insecure aja, takut. mereka kan keren banget. idealis. anak gaul jaman sekarang. pake iphone (lah). orang-orang cadassssss. es nya banyak biar cool.

I’m like, “bu tumbas thelo sekawan. pinten bu? Gangsalewu? Matur nuwun” or “ojo koyo kuwi tho nduk” 

Tapi ya karena kalian ramah banget, baik banget, pengen nangis rasanya. Temen-temen aku semuanya ramah. So I thought I could be a little help for you guys.

Meskipun ya begini keadaannya. Terbatas.

Yah, hanya ini, setelah berhari-hari keberaniannya dikumpulkan. You both, yang katanya sedang sedih, berbahagialah, dimanapun, dengan kesibukan apapun.

Fine.terserahgua.bodo


 




Sunday, August 31, 2014

mm

Kamu makanya apa?

TEMPE

Saya juru masaknya

OKE

Ada tempe goreng, ada ayam goreng, semuanya di goreng

OSENG OSENG




*nyanyi*


note.

http://www.youtube.com/watch?v=ZfEUha6jQLQ

lo liat videonya, badutnya serem abis, bikin mimpi buruk berkepanjangan

Thursday, August 14, 2014

nemu

Tadi baru ngobrak-ngabrik folder-folder lama, jaman SMA, yeuh padahal baru juga beberapa bulan yang lalu. Tapi keren yak, hidup di boarding tuh unik banget, seru banget ternyata, deritanya baru bisa diketawain sekarang-sekarang, dulu-dulu mah stres banget mikirinnya. 

terus nemuin tulisan ini nih

Apa Tuhan adil? Di setiap keputusanNya pada kita, di setiap detilNya untuk kita?
Tuhan adil. Karena Tuhan memberi ujian untuk orang-orang yang Dia sayangi. Ujian tidak hanya sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi juga sesuatu yang menyenangkan, yang menyenangkan  dan membuat kita lupa pada Nya. Terlena dalam indahnya semua yang ada di dunia. Itu juga termasuk dalam ujian Nya.
Ujian ada untuk mengangkat perlahan derajat kita, layaknya UAS atau ujian semester, dengan adanya ujian tersebut kita bisa naik kelas, begitu juga dengan ujian yang diberikan Tuhan, dengan adanya ujian dari Tuhan dalam bentuk apapun kita akan naik ‘kelas’.  Ujian tidak memandang usia ataupun strata duniawi, Tuhan hanya memberikan ujian untuk orang yang disayangiNya, untuk orang-orang yang layak dan mampu melewati ujian tersebut.
Terakhir.
Apa Tuhan adil? Padaku? Padamu? Pada ibu dan ayahku? Pada keluargaku? Pada teman? Pada saudara? Pada orang yang terlena dengan uang hasil korupsinya? Pada ibu asuhku yang tinggal di Bogor yang bahkan menyewa rumahpun tidak mampu? Pada timnas Jerman? Pada timnas Spanyol?
Apa Tuhan adil? Atau saya yang terlalu bebal untuk menyadari keadilanNya? 

kapan pula nulis ini? ckck untung belom di delete

dunia akhirat

Mereka berjalan pulang menuju area parkir dengan saling terdiam. Terkadang dengan saling curi pandang.
'Mas, nanya dong.' Ayu memecah keheningan.
'Apa, tuh?'
'Mas pernah bilang, bagi Mas, saya itu perhiasan dunia akhirat.'
'Iya.'
'Kenapa bisa bilang begitu?'
'Kamu pintar. That goes without question. Kamu cantik. Itu jelas.'
'Itu semua dunia,' potong Ayu.
'Dan karena pada waktunya, saya selalu lihat sepatu kamu di musala perempuan.'
'…' 


-Sabtu Bersama Bapak (Adhitya Mulya)